JAKARTA, MP - Untuk membiasakan sikap jujur sejak dini, 50 sekolah di Jakarta Barat secara serentak mendirikan kantin kejujuran yang diresmikan Kepala Dinas Pendikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto dan Kepala Kejati DKI Jakarta Soedibyo. Dari 50 kantin kejujuran yang didirikan, 33 kantin kejujuran didirikan di SMP, 5 kantin kejujuran di SMK, dan 12 kantin kejujuran di SMA.
Sesuai namanya, 50 kantin kejujuran itu tidak dijaga seorang pelayan. Tapi hanya disediakan dua kotak tertulis uang pembelian dan uang pengembalian. Para pembeli melayani sendiri apa yang mereka perlukan. Ketua Penyelenggara Kantin Kejujuran, Kurniadi, menyebutkan di Jakarta Barat sebelumnya telah terdapat 17 kantin kejujuran di SMA, 9 kantin kejujuran di SMK dan 50 kantin kejujuran di SMP. "Walaupun MoU-nya pada 2009, namun program ini sudah berjalan sejak 1996 lalu," tandas Kurniadi.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, seluruh sekolah mulai tingkat SD hingga SMA/K di DKI Jakarta ditargetkan memiliki kantin kejujuran. Pembentukan moral yang menjunjung tinggi kejujuran harus dikenalkan sejak usia dini. "Target potensial untuk membentuk pribadi yang jujur dengan moral yang baik sejak usia dini adalah para pelajar," ujarnya, saat peresmian 50 kantin kejujuran yang dipusatkan di SMAN 78 Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (27/7).
Taufik merinci, saat ini telah berdiri lebih dari 300 kantin kejujuran di DKI Jakarta. Program ini merupakan aspirasi dari masyarakat yang ingin memperbaiki serta menumbuhkan sifat-sifat positif dari kalangan pelajar. Ia menilai, sikap dan sifat kejujuran bisa tumbuh secara spontan tanpa diawasi melalui adanya program kantin kejujuran yang ada di sekolah-sekolah. Lewat kantin kejujuran ia berharap, ada imbas positif yang dapat ditularkan. "Prinsip kejujuran dimulai dari hal yang paling kecil. Jika karakter jujur dan moral yang baik sudah tumbuh pada satu individu, diharapkan juga bisa menular pada individu yang lain," jelasnya.
Kajati DKI Jakarta, Soedibyo, menambahkan, kantin kejujuran ini akan sangat menunjang cita-cita membentuk negara yang jujur dan lebih baik. "Kejujuran itu mahal harganya. Tapi kalau tidak dimulai dan dibina sejak dini, itu akan semakin sulit dibentuk,” tegasnya.
Soedibyo melanjutkan, MoU antara Kejati dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengenai program kantin kejujuran ini sudah dimulai sejak 2009 lalu. Ini juga merupakan upaya dalam rangka penerangan dan pelayanan hukum. Ia yakin, program tersebut efektif dan dapat menghasilkan apa yang dicita-citakan. "Untuk seluruh Indonesia, kantin kejujuran ini jumlahnya sudah lebih dari 10 ribu," paparnya. (red/*bj)
Selasa, Juli 27, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar