Kamis, Juli 29, 2010

Kasie Dikdas Pulogadung Dituntut Mundur

JAKARTA, MP - Sedikitnya 20-an massa yang tergabung dalam Front Pengawal Program Pro Rakyat (FP3R) Jakarta Timur, menggelar aksi demo di depan kantor Seksi Pendidikan Dasar (Dikdas) Kecamatan Pulogadung, Jl Kakap Raya nomor 36 A, Rawamangun, Kamis (29/7). Mereka mendesak agar Usman, tidak lagi menjabat Kasie Dikdas Pulogadung lantaran telah menginstruksikan agar murid SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi yang orangtuanya gencar melaporkan dugaan korupsi, dikeluarkan dari sekolah tersebut. Bahkan mereka menuntut agar Usman meminta maaf lantaran telah meminta pada gubernur DKI Jakarta agar mencabut Okky Sofyan dan Tayasman Kaka sebagai warga DKI yang sudah kurang lebih tujuh tahun terakhir mengacau di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi.

Aksi tersebut berjalan cukup damai, namun tidak membuahkan kesepakatan bagi kedua belah pihak. Sebab, Kasie Dikdas Pulogadung, menampik telah meminta pada gubernur untuk mencabut dua orangtua murid tersebut dari kewarganegaraan DKI. Yang ia minta adalah, meminta agar gubernur segera menghentikan aksi dua warga DKI itu yang telah mengacau selama tujuh tahun. Karenanya, ia pun tidak akan meminta maaf, sebagaimana tuntutan para pendemo tersebut.

“Tolong baca yang benar, jangan salah tafsir. Ini bahasa Indonesia yang multi interpretasi. Saya tidak pernah meminta agar dua orang tersebut dicabut KTP DKI-nya, tapi hentikan untuk mengacau di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi karena sudah berlangsung tujuh tahun. Karena itu, saya tidak akan pernah mau meminta maaf karena tidak salah,” ujarnya, saat menerima para pendemo di kantornya, Kamis (29/7).

Mengenai ancaman akan mengeluarkan sejumlah murid dari SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi, ia melakukan hal tersebut hanya sebagai shock therapy. Sebab ia tidak ingin kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang terletak di dalam area UNJ (Universitas Negeri Jakarta) ini tidak kondusif. Apalagi situasi tidak kondusif ini sudah berlangsung tujuh tahun sehingga ia merasa prihatin. Sebab jika hal tersebut dibiarkan, akan berdampak pada terpuruknya dunia pendidikan.
Bahkan sejumlah guru pun lelah menghadapi segelintir orangtua murid yang sering mencaci maki dan mengeluarkan kata-kata kotor. Belum lagi harus mondar mandir ke Kejaksaan Tinggi DKI, Polda Metro Jaya untuk memenuhi panggilan terkait dugaan korupsi yang disangkakan mereka itu.

“Kalau situasi terus kacau begini, mau dikemanakan anak-anak didik kami. Kasihan, hanya karena ulah segelintir orang, yang lainnya menjadi terganggu. Kalau kasus dugaan korupsi kan sedang ditangani pihak berwajib, saya juga sudah mondar-mandir ke Polda dan Kejaksaan Tinggi untuk dimintai keterangan,” imbuh Usman.

Yang disayangkan Usman, para pendemo itu bukanlah orangtua murid, akan tetapi pihak luar yang tidak mengerti situasi di dalam SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi. Kalaupun ada, hanya dua atau tiga orang saja yang turut melakukan aksi tersebut. Kendati begitu, Usman mengaku siap dimintai keterangan pihak berwajib untuk menjelaskan yang sedang terjadi.

Sedangkan Kepala SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi, Yitno Suyoko, menjelaskan pihak sekolah sama sekali tidak mengeluaran sejumlah siswa yang orangtuanya gemar melakukan demo soal dugaan kasus korupsi. "Pak Usman memang pernah membicarakan tentang pengeluaran siswa yang orangtuanya telah mengganggu kenyamanan para guru dan kegiatan belajar mengajar. Namun semua itu saya anggap sebagai shock therapy untuk mereka. Bahkan saya tidak ada niat sama sekali untuk mengeluarkan anak didik saya dari sekolah terkait kasus ini," terangnya.

Sedangkan Koordinator FP3R, Manik, mengatakan akan terus menggelar aksi tersebut selama kasus ini belum tuntas. “Kalau kasus ini tidak ditangani sampai tuntas, kami akan terus menggelar unjuk rasa,” katanya.

Dalam aksi itu, para pendemo yang didominasi oleh kaum ibu-ibu itu meneriakkan yel-yel dan membentangkan sejumlah spanduk. Antara lain bertuliskan “Usut tuntas korupsi dana pendidikan di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi”. Selain itu menuntut Kasie Dikdas Pulogadung agar segera dipecat terkait ancaman pengeluaran siswa dari salah satu orangtua murid SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails