Selasa, April 13, 2010

Siswa Khawatir Plafon SMA 18 Warakas Nyaris Ambruk

JAKARTA, MP - Sekitar 728 siswa SMA 18 Warakas, Tanjungpriok, Jakarta Utara, kini diliputi kegelisahan. Sebab, sekolah yang selama ini dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM), kondisi plafonnya yang berada di lantai 3 nyaris ambruk. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban, pihak sekolah mengaku telah dua kali mengajukan usulan rehab, tetapi hingga kini permintaan itu belum juga terealisasi.

Staf Humas SMA 18 Warakas Nur Dekriyati mengatakan, sekolah yang beralamat di Jl Warakas I, Gang 21, Tanjungpriok, Jakarta Utara, didirikan tahun 1995 dan berdiri di atas lahan seluas 5.110 meter persegi dengan konstruksi tiga lantai. Namun, sejak dibangun tahun 1995, baru pada 2003 lalu bangunan sekolah direnovasi.

"Ya, benar kondisi gedung sudah cukup memprihatinkan. Tidak sedikit kaso siku-siku penahan plafon lapuk dimakan rayap. Kami sudah mengajukan usulan renovasi sebanyak dua kali sejak tahun 2008, namun belum terealisasi hingga sekarang. Padahal terakhir direnovasi sembilan tahun lalu," katanya, Selasa (13/4).

Akibat tak kunjung direnovasi, jika hujan datang bagian atap selalu bocor. Tak hanya plafon saja yang bocor, cat tembok banyak mengelupas khususnya di bagian belakang gedung. Bahkan, saat ini kondisi talang air sudah sangat memprihatinkan karena nyaris ambruk dan dikhawatirkan menimpa siswa yang berada di bawahnya.

"Kondisi paling parah ada di lantai 2 dan 3. Di lantai 2 saja ada 4 kelas yang bocor, begitu juga lantai 3 ada enam kelas yang bocor dari total 22 ruangan kelas yang ada di SMA 18, termasuk ruang kelas XI F IPS yang atap plafonnya nyaris ambruk," tambah Tono, penjaga SMA 18 yang ditemui beritajakarta.com di lokasi.

Bahkan, akibat keroposnya kaso bangunan membuat dirinya sempat terjatuh saat memasang kipas di ruangan laboratorium lantai 3. Untungnya, saat itu Tono jatuh ke dak lantai 3 sehingga hanya mengalami luka ringan. "Saat itu, saya memegang kaso penahan genteng, eh tidak tahunya patah karena kondisinya sudah keropos dimakan rayap," jelasnya sambil menunjuk bagian-bagian kayu yang rapuh.

Selain itu, setiap hujan datang dipastikan seluruh ruangan di lantai III bakal tergenang air akibat atap bocor. Ironisnya, genangan itu cukup tinggi hingga semata kaki. “Wah, parah Mas kalau hujan airnya masuk deras sekali. Seluruh lantai banjir hingga semata kaki. Bahkan, tumpah ke lantai II sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu,” bebernya.

Kasie Sarana dan Prasarana Sudin Dikmen Jakarta Utara M Saiful, mengakui kondisi gedung SMA 18 Warakas sudah sangat memprihatinkan. Pihaknya juga sudah kerap meninjau lokasi dan mengusulkan anggaran renovasi sekolah tersebut. Namun entah kenapa, usulan tersebut dicoret di tingkat DPRD DKI Jakarta. "Untuk renovasi kala itu tahun 2008, kita anggarkan Rp 700 juta. Tapi nyatanya dicoret. Kita tak bisa berbuat apa-apa," ucap mantan Kasie Bidang SMA ini.

Pihaknya mengaku hanya menerima renovasi ringan dengan skala anggaran antara Rp 200-500 juta. Untuk tahun 2010 ini, sepuluh sekolah yang mendapat anggaran renovasi itu di antaranya SMA 41, SMA 115, SMK 55, SMA 72, SMAN 75, SMA 111. Tapi SMA 18, tidak masuk dalam daftar. "Diperkirakan menghabiskan dana lebih kurang Rp 3 miliar," ungkapnya.

Namun demikian, pihaknya tetap berusaha mengajukan usulan pada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2010 nanti. "Perbaikan SMA 18 diajukan pada anggaran tambahan. Ada dua sekolah yang segera dilakukan renovasi sedang yaitu SMK 56 Pluit dan SMA 18 Warakas dengan nilai Rp 950 juta. Mudah-mudahan disetujui. Jika belum, mungkin masuk anggaran 2011 mendatang," tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails