"Kejujuran dapat ditumbuh kembangkan melalui proses pembelajaran hukum. Tidak bisa dipaksakan, karena karakter setiap lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan akan sangat mempengaruhi perubahan watak dan moral setiap induvidu. Karena itu, diharapkan dengan pemupukan budaya kejujuran sejak dini di lingkungan sekolah melalui kantin kejujuran bisa mendidik generasi masa depan nanti agar lebih baik," kata Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara, saat acara sosialisasi `Jakarta Utara Jujur Melalui Gerakan Kantin Kejujuran`, Selasa (23/2).
Sejatinya, sosialisasi ini tidak hanya berlaku untuk lingkungan sekolah. Akan tetapi juga untuk seluruh kantor pemerintahan di bawah naungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Agar menyediakan kantin atau warung kejujuran. Apresiasi ini sebagai wujud dukungan dan partisipasi pemerintah kota, dalam rangka menegakkan kejujuran bagi seluruh PNS di lingkungannya.
Dari 334 sekolah yang ada, saat ini baru 11 sekolah yang telah memiliki kantin kejujuran. Diharapkan jumlah tersebut ke depannya akan terus meningkat secara bertahap. Sebab diyakini kantin kejujuran ini akan menguji kejujuran siswa sejak usia dini hingga dewasa nanti. Bahkan program kantin kejujuran ini juga bisa menjadi contoh dalam mengedepankan kejujuran dalam lingkungan bekerja.
Karenanya, jika program kantin kejujuran di sekolah telah berhasil sukses maka dalam waktu dekat ini, seluruh pemerintahan di tingkat kelurahan maupun kecamatan diwajibkan mempunyai kantin kejujuran. "Saya juga akan membuat kantin kejujuran di lingkungan kantor Walikota Jakarta Utara," katanya.
Kepala Sudin Pendidikan Dasar (Dikdas) Jakarta Utara, Istaryatiningtias menambahkan, pembuatan kantin kejujuran di sekolah ini sangat bermanfaat untuk mendidik siswa berperilaku jujur. Sebab di kantin kejujuran, para siswa diminta untuk memasukkan uang belanjanya di dalam kotak sesuai dengan harga barang yang diambil.
"Di sinilah mereka dilatih untuk berprilaku jujur. Program ini mulai berjalan pada 11 sekolah yang sudah memiliki kantin kejujuran, termasuk SMPN 30 sebagai pelopor untuk Jakarta Utara," jelas Istaryatiningtias.
Sebelumnya, kantin kejujuran milik SMPN 30 pada tahun 2009 pernah mengalami kerugian hingga Rp 145 ribu. Namun, hal itu berlangsung tidak lama, saat ini hanya minus Rp 4.500. "Ini pertanda bagus, mungkin saja minus tersebut karena uang yang dibelanjakan tak ada kembalian. Oleh karena itu kedepan, kotak uang receh untuk kembalian akan ditempatkan juga sehingga siswa dapat mengembil kembaliannya sendiri," jelasnya.
Sementara, acara sosialisasi kantin kejujuran itu juga diwarnai dengan pemberian piagam penghargaan kepada 11 sekolah yang telah memiliki kantin kejujuran. Bahkan walikota memberikan 344 kotak uang dari Bank BRI sebagai bukti dukungan program kantin kejujuran kepada seluruh sekolah di Jakarta Utara.
Acara sosialisasi Jakarta Utara Jujur Melalui Gerakan Kantin Kejujuran ini juga dihadiri Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, Andar Perdana Widiastono, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang diwakili Kepala Bidang SMP/SMA, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, H. Amsani Idris, Ketua Umum Forum Komite Sekolah DKI Jakarta, Bambang Sutomo, Ketua Umum Karang Taruna Nasional, Dodi Susanto, dan seluruh Kepala Sekolah se-Jakarta Utara. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar