JAKARTA, M86 - Sebanyak 26 sekolah meliputi 9 SMK dan 17 SMA negeri di Jakarta Barat dipastikan akan belajar lebih nyaman lagi karena keberadaan fasilitas layar lebar Multi Media Education Multi System Sourching (MEMS) sebagai pengganti white board. Monitor berukuran 87 inci ini akan bekerja dengan bantuan sorotan proyektor yang bisa dilihat siswa dengan jarak jauh.
Kasudin Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Barat, Abdul Hamid, mengatakan, penggunaan alat canggih ini sangat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya di Jakarta Barat.
Terlebih, Jakarta Barat sebagai sekolah yang pertama kali menggunakannya di Indonesia. Hamid menambahkan, selain penggunaan kedua perangkat tersebut juga disertai perangkat lain berupa alat layaknya remote yang dinamakan active exspression yang diberikan pada setiap siswa saat belajar. Dengan begitu, interaksi antara guru dengan siswa tetap berlangsung.
“Dengan memegang alat ini, saat belajar siswa yang tidak mengerti tapi malu mengungkapkan tanpa diketahui siswa lainnya dapat memencet alat tersebut, hingga materinya dapat kembali diulang oleh guru tersebut,” ujarnya, Jumat (4/3).
Selain itu, sistem MEMS juga memanfaatkan jaringan internet para guru dari masing-masing negara di dunia yang menggunakan alat tersebut. Mereka dapat saling berbagai ilmu dan materi pelajaran dengan mengaksesnya melalui alat tersebut.
“Saat ini sudah terdapat 12 unit yang disebar di SMAN. Tinggal enam sekolah lagi yang belum menggunakan alat tersebut karena masih dalam tahap lelang. Sedangkan sisanya menyusul,” ungkapnya.
Salah satu sekolah yang sudah menggunakan teknologi tersebut adalah SMAN 23 Tomang. Bahkan, Eugene Viskovic, President Promethean Internasional yang mengeluarkan produk tersebut dan Yolanda Chan, Vice President Asia Pacific Region selaku distributor alat tersebut untuk wilayah Asia datang secara khusus ke sekolah itu untuk memantau langsung penggunaan alat tersebut.
Kepala Sekolah SMAN 23 Tomang, Agus Susanto, mengatakan, para guru di sekolah tersebut kini secara perlahan mulai belajar menggunakan alat tersebut. “Termasuk memanfaatkan jaringan internet untuk mengakses materi pelajaran dari negara lain yang selanjutnya pengetahuan itu oleh para guru tersebut ditularkan pada seluruh siswa,” imbuhnya. (jek)
Jumat, Maret 04, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar