Senin, September 07, 2009

KKGJ Jadi Contoh Koperasi Guru di Indonesia

JAKARTA, MP – Di tengah gerakan koperasi khususnya koperasi fungsional, kinerja Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) tidak diragukan. Wajar, jika koperasi para pendidik Sekolah Dasar (SD) ini sering menjadi rujukan koperasi dari luar daerah untuk belajar padanya.

Guru SD di Jakarta bukan cuma terampil mendidik tunas-tunas bangsa mengenal huruf demi huruf, mengeja, membaca hingga berpengetahuan luas bahkan juga mahir menjalankan bisnis diantaranya menekuni usaha kontrakan, toko kelontong dan sembako, warung internet bahkan sudah ada yang memiliki beberapa usaha.

Ini merupakan wujud sinergi antar anggota di dalamnya yang telah menyadari koperasi sebagai miliknya sehingga peduli dan memodali berupa simpanan wajib sebesar Rp 100 ribu per bulan. Pengurusnya juga pandai mengelola modal yang terhimpun. Hasilnya, pelayanan maksimal, baik yang pinjaman uang maupun barang-barang kebutuhan lain.

Aktivitas tersebut dapat dilihat setiap hari kerja di kantornya di Jalan Pori Raya, Pisangan Lama, Jakarta Timur. Para anggota silih berganti datang meng¬antri setiap hari sesuai tujuannya. Ada yang menyimpan, tetapi lebih banyak yang meminjam.

Koperasi yang berdiri pada 1952 ini. Meski beranggotakan mencapai 21.476 orang, semua terakomodir sehingga tidak ada yang merasa dianaktirikan. Ini sekaligus menandakan kecakapan para pengurus dalam menjalankan organisasi. Kalau mau jujur mengendalikan kemauan anggota maupun mengembangkan bisnis bukan hal mudah.

Terbukti, koperasi ini ketika belum dikelola dengan benar dan tak menerapkan manajemen profesional, selama belasan tahun dilanda kisruh. Bahkan kondisinya telah mencapai titik kulminasi pada tahun 1984.

Barulah ketika ada anggota yang sigap dan cakap tampil memimpin, kondisinya perlahan membaik. Butuh sepuluh tahun lebih untuk membuat KKGJ kembali berotot. Persisnya periode 1984 – 1998. Pasca 10 tahun reformasi, kinerja KKGJ melesat bak meteor me¬nyalip koperasi sejawat dan berhasil membetot perhatian berbagai pihak.

Misalnya, banyak koperasi dari luar daerah ingin berguru, tentang kiat-kiat dan strategi apa saja sehingga dapat besar dan mampu melayani anggota secara terintegrasi.

Pemerintah pun kesengsem terhadap perkembangannya dan menjadikannya sebagai koperasi percontohan. Khususnya untuk menularkanya pada koperasi guru-guru yang juga banyak berdiri di tanah air. Pengurusnya sering diajak ke berbagai daerah untuk memotivasi dan membeberkan langkah kesuksesan yang dibuatnya.

Sebagai penghargaan dan apresiasinya, Kementerian Koperasi dan UKM pun memberikan penghargaan kepada KKGJ sebagai koperasi terbaik serta suntikan dana berupa pinjaman lunak selama 10 tahun sebesar Rp 4,5 miliar .

Dalam kepengurusan periode 2006-2009, KKGJ di bawah kepemimpinan pak Yitno, menunjukan perkembangan signifikan. Aset yang dibukukan per 1 April 2009 sebesar Rp 169 miliar lebih. Bukan tanpa sandungan menjalani periode tersebut, ketika persoalan pelik menghadang terkait terbitnya SK Gubernur DKI Jakarta yang mewajibkan semua gaji PNS termasuk gaji guru SD di transfer melalui Bank DKI, Beruntung kemelut berhasil di¬atasi dengan melobi Bank DKI untuk bermitra. Pasca pendandatangan¬an kerja sama itu kewajiban anggota dapat dipotong oleh Bank milik Pemprov DKI ungkap Drs. Agus Waluya MM, Sekum KKGJ.

KKGJ merupakan satu-satunya koperasi dari kalangan PNS yang menempati urutan ketiga di bawah Koperasi Primer Denma Mabesau dan Primkoppol Ditlantas Polri. Tetapi jika dihitung berdasarkan aset, KKGJ me¬nempati urutan delapan besar.

”Me¬lihat prestasi tersebut kami selaku keluarga besar KKGJ merasa bangga. Karna besarnya KKGJ murni dari anggota dan kepiawaian pengurus mengelolanya yang selalu mengedepankan transparansi, akuntabilitas serta propesionalisme,” tandas Agus Waluya. (eko/cok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails