DEPOK, MP - Menjelang Ujian Nasional (UN), Dinas Pendidikan Kota Depok telah mensosialisasikan kisi-kisi soal Ujian Nasional ke sekolah-sekolah di Depok melalui sub rayon. Kisi-kisi soal ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi guru-guru untuk mempersiapkan anak didiknya dalam menghadapi Ujian yang akan digelar Maret mendatang.
Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Depok Ade Sarda mengatakan, sosialisasi kisi-kisi tersebut dilakukan seusai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 74 dan 75 tahun 2009. Dalam kisi-kisi terpapar materi yang diperkirakan akan keluar dalam Ujian Nasional. Nantinya, guru diminta untuk menganalisa kisi-kisi tersebut dan menjabarkannya dalam bentuk-bentuk soal yang kemudian dapat disampaikan ke murid-murid.
Ade menegaskan, kisi-kisi ini bukanlah bocoran soal Ujian Nasional melainkan hanya gambaran saja. “Ini bukan bocoran, karena di dalam kisi-kisi hanya menjelaskan materi yang nanti diperkirakan akan keluar dan bukan soal ujiannya,” ujarnya.
Sosialisasi kisi-kisi untuk tingkat SMP dan SMA telah dilakukan pada pekan lalu. Sedangkan sosialisasi soal-soal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk tingkat SD baru akan dilakukan Selasa besok.
Selain menganalisa kisi-kisi, Dinas Pendidikan juga sedang mengusahakan program try out bersama baik untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Kegiatan try out bersama ini telah menjadi program rutin Dinas Pendidikan.
Umumnya kegiatan ini dilakukan satu bulan sebelum UN. Dana yang digunakan untuk mengadakan try out ini umumnya diambilkan dari APBD. “Mudah-mudahan tahun ini bisa kita lakukan lagi dengan menggunakan biaya APBD,” katanya. Hasil try out nantinya dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa.
Selain persiapan penguasaan materi, Dinas Kesehatan Kota Depok juga berniat membekali siswa dengan persiapan rohani dalam menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu, program zikir bersama juga mulai dibicarakan. Untuk melakukan kegiatan ini, biasanya Pemerintah Kota Depok akan menggandengan pihak swasta.
Pada 2009 misalnya, acara zikir bersama diikuti oleh puluhan ribu siswa SMA, SMK, dan SMP se-Kota Depok. Besar kemungkinan tahun ini kegiatan serupa juga akan digelar lagi. “Insya Allah akan kita gelar lagi dengan menggandeng pihak swasta,” katanya.
Mengenai tingkat kelulusan, Ade berharap untuk kelulusan tingkat SMP dapat meningkat dari 94,52 persen pada 2009 lalu menjadi 100 persen. Sebagain besar siswa yang tidak lulus berasal dari sekolah swata.
Menurut Ade, hal tersebut terjadi lantaran sekolah-sekolah swasta memiliki jumlah murid yang sangat banyak sedangkan tenaga guru masih minim. Oleh karena itu, pihak Dinas Pendidikan masih berusaha menekankan ke sekolah-sekolah swasta untuk mengikuti standar nasional bahwa di setiap tingkatannya, maksimal terdapat sembilan kelas.
“Seharusnya misalnya kelas satu, ya adanya sembilan kelas saja. Selama ini masih ada yang kelas satunya ada sebelas kelas,” katanya. (red/*tif)
Senin, Januari 25, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar