Sabtu, September 19, 2009

958 Guru Dapat Beasiswa Rp 10,65 Miliar

JAKARTA, MP - Mengingat pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan beasiswa kuliah kepada 958 guru untuk mendapatkan gelar sarjana S1 dan S2. Ratusan guru tersebut meliputi guru sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dari 958 guru yang mendapat beasiswa kuliah, 319 guru diantararanya wisuda tahun ini, yakni 291 meraih gelar S1 dan 28 meraih gelar S2. Guru yang mendapat S1 terdiri dari 40 guru SMA/SMK, 111 guru SMP, dan 140 guru SD. Sedang guru yang mendapat S2, yakni 28 guru SMA/SMK. Mereka menempuh pendidikan di Universitas Nasional Jakarta (UNJ) dan Universitas Indonesia (UI).

Sementara itu, guru yang masih kuliah untuk mendapatkan gelar S1 sebanyak 639 orang. Terdiri dari 305 orang guru SMA/SMK, 64 orang guru SMP, dan 270 orang guru SD. Para guru SMP/SMA/SMK kuliah di UNJ, sedang guru SD kuliah di Universitas Terbuka (UT). Untuk program beasiswa ini, Disdik DKI mengalokasikan dana sebesar Rp 10,65 miliar.

Kepala Disdik DKI Taufik Yudi Mulyanto menjelaskan, pemberian beasiswa ini bertujuan meningkatkan kualitas SDM tenaga pengajar di DKI Jakarta. Sebab, berdasarkan hasil tes diagnostik pada dua tahun terakhir, ditemukan sejumlah kompetensi dasar yang kurang dikuasai para guru.

"Mereka dikuliahkan Disdik agar mendapatkan gelar S1 dan S2. Beasiswa diberikan demi peningkatan kualitas diri dan mutu pendidikan di Jakarta," kata Taufik Yudi Mulyanto.

Tes kompetensi dasar yang ditemukan kurang dikuasai guru, diantaranya mata pelajaran fisika. Dalam mata pelajaran ini, ada guru yang kurang menguasai penjumlahan vektor dan menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. Sedang untuk mata pelajaran matematika, ada guru yang kurang menguasai penyelesaian persamaan linier dan pemanfaatannya.

Kendati demikian, berdasarkan hasil tes diagnostik pada 31 Agustus-11 September 2009 yang diikuti 5.836 guru sekolah negeri dan swasta, telah menunjukkan perbaikan cukup baik dibanding tes diagnostik dari tahun sebelumnya. Terlihat dari dari delapan mata pelajaran yang diuji, nilai yang didapat lebih tinggi dibanding tahun lalu. Seperti pada mata pelajaran matematika, pada 2008 mendapat nilai 6,48, kemudian tahun 2009 mendapat nilai 6,57. Dan untuk fisika tahun lalu mendapat nilai 5,46, sedangkan tahun ini 6,60.

"Tes diagnostik adalah tes yang hasilnya dijadikan bahan pembinaan dan peningkatan kompetensi guru. Dengan harapan pembinaan akan lebih efektif. Saya bersyukur sudah terlihat ada peningkatan nilai tes itu pada tahun ini," jelas Taufik. (red/jack)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails